Gerakan motorik (untuk bicara) sangat erat
kaitannya dengan informasi yang diterima melalui gerakan.
Pada pendekatan tradisional, artikulasi dan
phonological terapi, dua hal dalam modalitas sensori yang paling penting adalah
auditori dan visual. Dari sudut pandang “ berbicara adalah gerakan” telah
membawa kepada hal penting pada proses sistem sensori dalam memperhalus kontrol
motorik di awal perkembangan bicara. Sistem sensori yang berkontribusi besar pada koordinasi pola
gerakan untuk memproduksi bicara adalah :
Tactile
system
Rasa akan sentuhan adalah modalitas dimana anak
belajar tentang posisi dan berkembang pada kemampuan untuk membedakan /
diskriminasi pada rangsangan taktil. Anak-anak yang memiliki masalah pada
sensori integrasi bisa jadi bereaksi yang berlebihan pada perabaan yang sering
disebut “tactile
defensive”.
Anak-anak lain memiliki tactile system yang tidak mampu untuk dalam hal
meregister informasi disebut “sensory seeking”. Di lain hal informasi tidak diproses secara optimal,
perencanaan gerak untuk memproduksi suara juga mungkin terkena.
Proprioceptive
System
Modalitas sensori ini memberikan informasi tentang
hubungan antara posisi anggota tubuh dengan anggota tubuh yang lain (contoh
rahang dan lidah). Ketika anak bergerak, reseptor sensori yang berada pada otot
dan sendi memberikan informasi ke otak tentang posisi, dan informasi ini
berperan penting dalam perencanaan gerak untuk menghasilkan wicara. Anak-anak
yang under-reactive kurang menerima
input yang sesuai untuk perkembangan pada kontrol gerakan yang baik.
Okupasi
Terapi - Sensori Integrasi
Sensori integrasi diciptakan oleh Jean Ayres
seorang Okupasi Terapis. Sensori Integrasi merupakan suatu proses yang terjadi
di otak yang berperan dalam menginterpretasikan dan memproses informasi dari
lingkungan. Proses ini mencakup : auditori (pendengaran), visual (penglihatan),
indera perasa, taktil (rasa sentuhan), prorioceptive dan vestibular sistem.
Anak dengan masalah pada sensori integrasi (SID / Sensory Integration Disorder)
memiliki kesulitan da motorik, proses belajar dan perilaku dan memilii masalah
dengan atensi, regulasi diri atau pengorganisasian. Okupasi terapi membantu
anak untuk meningkatkan kemampuan proses sensori dan motorik, atensi dan
organisasi menyeluruh, kemampuan bina diri (self
care) dan keterampilan motorik halus.
Sumber :